Senin, 28 November 2011

Fakta vs Mitos Ganja

Masyarakat Indonesia pada umumnya tidak mengetahui dengan pasti apa sebenarnya akibat yang ditimbulkan dari penggunaan ganja atau marijuana. Mereka tidak pernah mendapatkan informasi yang benar dan jujur mengenai efek dari zat yang terkandung dalam ganja. Informasi yang mereka peroleh umumnya bersumber dari suatu penelitian ilmiah yang tidak lengkap dan hanya sepihak. Banyak informasi yang keliru yang bisa kita temukan dari hasil penelitian tersebut. Sayangnya hukum dan undang-undang juga turut ambil bagian dari kekeliruan ini, sehingga vonis yang dikenakan bagi orang yang kedapatan memiliki ganja amat sangat berat dan sangat tidak adil. Hukuman yang diterima atas kepemilikan ganja lebih berat jika dibandingkan dengan dampak dan akibat yang di timbulkan atas penggunaan ganja.

Ada banyak mitos yang keliru dan sangat menyesatkan di seputar tanaman ganja ini. Mitos yang negatif terhadap tanaman ganja telah lama menghantui alam pikiran masyarakat di Indonesia, bahkan di dunia. Oleh karena itulah maka ganja atau cannabis atau marijuana menjadi momok menakutkan yang kerap menghantui pikiran tiap orang apabila mendengarnya, terutama bagi orang tua yang memiliki anak-anak remaja yang baru tumbuh dewasa. Mereka takut jika anak, saudara, atau teman mereka terkena pengaruh untuk mengkonsumsi ganja.

Dari beberapa penelitian ilmiah di bawah ini (disertai dengan referensi) terbukti bahwa ganja bukanlah sesuatu yang berbahaya seperti apa yang diketahui masyarakat selama ini. Berikut ini adalah beberapa bukti ilmiah yang mengungkapkan FAKTA yang sebenarnya dan sekaligus membantah anggapan yang salah selama ini.

(gunakan tombol panah ← → untuk navigasi)

19 of 19


Ganja dapat mengakibatkan kecanduan?



Mitos: Ganja dapat mengakibatkan kecanduan yang sangat tinggi.

Menggunakan ganja dalam jangka panjang dapat mengakibatkan kecanduan secara fisik dan membutuhkan ahli terapis untuk bisa berhenti dari kebiasaan menggunakan ganja.

Fakta: Kebanyakan pengguna ganja hanya menghisap ganja sesekali saja.

Di Amerika Serikat hanya sedikit orang-orang yang mengkonsumsi ganja, hanya sekitar 1 persen dalam sehari orang mengisap ganja dan hanya sedikit sekali yang mengalami ketergantungan. Seorang pengguna berat ganja dapat berhenti dengan mudah tanpa mengalami kesulitan. Ganja tidak menyebabkan ketergantungan fisik. Jika orang mengalami gejala putus ganja, mereka tidak akan mengalami masalah yang berarti. → Referensi


Ganja sekarang berpotensi lebih berbahaya?

Mitos: Ganja sekarang berpotensi lebih berbahaya dibanding yang dulu.

Orang dewasa yang pernah menggunakan ganja di tahun 1960-an dan 1970-an tidak menyadari bahwa remaja sekarang menggunakan ganja yang jauh lebih berbahaya.

Fakta: Ganja yang dikonsumsi remaja sekarang adalah sama seperti yang pernah di gunakan remaja di tahun 1960 dan 1970 an.

Sejumlah kecil sample THC rendah yang disita oleh Drug Enforcement Administration digunakan untuk menghitung adanya potensi peningkatan yang dramatis. Namun, sample tersebut tidak mewakili ganja secara umum yang ada saat ini. Data potensial dari tahun 1980-an sampai sekarang lebih dapat di percaya yang mana data tersebut menunjukkan tidak adanya peningkatan rata-rata kadar THC dalam ganja. Walaupun jika ganja berpotensi mengalami peningkatan, itupun belum tentu membuatnya menjadi lebih berbahaya. Marijuana cukup bervariasi secara substansial dalam potensi menghasilkan efek psikoaktif yang serupa. → Referensi


Pelanggaran ganja dikenakan sangsi hukum yang ringan?

Mitos: Pelanggaran hukum atas penggunaan ganja dikenakan sangsi hukum yang ringan.

Hanya sedikit pengguna ganja yang ditahan di penjara. Perlakuan yang lunak diterapkan pada peredaran ganja dan pada pengguna ganja.

Fakta: Penangkapan pengguna ganja di Amerika Serikat jumlahnya meningkat dua kali lipat antara tahun 1991 dan 1995.

Pada tahun 1995, lebih dari satu setengah juta orang ditahan karena pelanggaran ganja. Delapan puluh enam persen dari mereka ditangkap karena memiliki ganja. Puluhan ribu orang sekarang di penjara karena mengkonsumsi ganja. Mereka sebagian besar dihukum dengan hukuman masa percobaan, denda, dan sanksi perdata, termasuk penyitaan atas kepemilikan harta benda, SIM mereka dicabut, dan pekerjaan mereka berakhir. Meskipun di ancam dengan sanksi perdata dan pidana, ganja tetap saja tersedia dan banyak digunakan. → Referensi


Ganja merusak paru-paru dibanding tembakau?

Mitos: Ganja dapat merusak paru-paru lebih besar dibanding tembakau.

Orang yang mengisap ganja memiliki risiko tinggi terkena kanker paru-paru, bronchitis, dan emphysema.

Fakta: Orang yang merokok ganja secara moderat sedikit terkena bahaya kerusakan pada paru-paru.

Seperti halnya asap rokok, asap ganja mengandung sejumlah iritasi dan karsinogen. Tapi pengguna ganja biasanya tidak terlalu sering mengisap ganja di bandingkan perokok tembakau dan ini menyebabkan perokok ganja menghirup asap jauh lebih sedikit. Dampaknya, resiko kerusakan paru-paru bagi perokok ganja jauh lebih rendah dibanding perokok tembakau. Tidak ada laporan mengenai kangker paru-paru yang di akibatkan semata-mata karena sebab penggunaan ganja. Bahkan dalam studi besar yang disampaikan oleh American Thoracic Society tahun 2006, tidak di temukan bukti peningkatan resiko terkena kangker paru-paru bagi pengguna berat ganja. Tidak seperti perokok berat tembakau, pada perokok berat ganja tidak menunjukkan adanya penyumbatan jalan napas paru-paru. Itu menunjukkan bahwa orang yang merokok ganja tidak akan mengalami emfisema. → Referensi


Ganja menyebabkan kerusakan mental?

Mitos: Ganja dapat menyebabkan kerusakan mental permanen.

Di antara remaja, bahkan yang jarang menggunakan ganja sekalipun bisa mengalami kerusakan psikologis. Selama mabuk, pengguna ganja menjadi tidak rasional dan sering tidak konsisten dalam bekerja.

Fakta: Tidak ada bukti ilmiah yang meyakinkan bahwa ganja dapat menyebabkan kerusakan psikologis atau penyakit mental baik remaja atau orang dewasa.

Beberapa pengguna ganja mengalami tekanan psikologis setelah menggunakan ganja yang mungkin mencakup perasaan panik, gelisah, dan paranoia. Pengalaman seperti itu bisa menakutkan, tapi efeknya hanya bersifat sementara. Dengan dosis yang sangat besar, ganja dapat menyebabkan psikosis toksik sementara. Ini pun jarang terjadi, walaupun ganja di konsumsi dengan cara di makan atau di hisap seperti rokok. Ganja tidak menyebabkan perubahan mendasar dalam perilaku orang. → Referensi


Ganja tidak dapat digunakan sebagai obat?

Mitos: Ganja tidak dapat digunakan sebagai obat.

Sudah tersedia obat-obatan yang lebih efektif dan aman. Obat-obatan tersebut termasuk versi sintetik THC, yaitu bahan aktif utama ganja yang dipasarkan di Amerika Serikat dengan nama Marinol.

Fakta: Ganja terbukti efektif dalam mengurangi rasa mual pada kemoterapi kanker, merangsang nafsu makan pada pasien AIDS, dan mengurangi tekanan intraokuler pada orang yang mengidap glaukoma.

Ada bukti yang cukup kuat mengatakan bahwa ganja dapat mengurangi kelenturan otot pada pasien dengan gangguan neurologis. Kapsul sintetis tersedia dengan resep dokter, tetapi untuk kebanyakan pasien kapsul tersebut tidak seefektif di banding dengan cara di hisap seperti rokok. THC murni juga dapat menimbulkan efek samping psikoaktif yang tidak menyenangkan dibandingkan merokok ganja. Saat ini banyak orang yang menggunakan ganja sebagai obat meskipun illegal. Akibatnya mereka berisiko tertangkap dan di penjara. → Referensi


Ganja adalah jalan menuju narkoba?

Mitos: Ganja adalah jalan menuju narkoba yang lebih berbahaya.

Meskipun ganja hanya sedikit mengakibatkan kerugian, ganja adalah zat berbahaya karena dapat menyebabkan penggunaan narkoba lain yang lebih berat seperti heroin, LSD, dan kokain.

Fakta: Ganja tidak menyebabkan orang untuk menggunakan narkoba.

Teori gateaway to drugs muncul sebagai penjelasan kausal mengenai hubungan statistik antara narkoba secara umum. Asosiasi yang berubah dari waktu ke waktu terhadap narkoba berbeda pada peningkatan dan penurunan prevalensi. Ganja adalah narkoba yang paling populer di Amerika Serikat saat ini. Oleh karena itu, orang-orang yang sudah menggunakan narkoba seperti heroin, kokain, dan LSD, cenderung ingin menggunakan ganja juga. Kebanyakan pengguna ganja tidak pernah menggunakan obat terlarang lainnya. Memang, bagi sebagian besar orang ganja adalah terminus daripada sebagai gateway drugs. → Referensi


Bahaya ganja telah terbukti secara ilmiah?

Mitos: Bahaya ganja telah terbukti secara ilmiah.

Pada tahun 1960-an dan 1970-an, banyak orang percaya bahwa ganja itu tidak berbahaya. Hari ini kita tahu bahwa ganja jauh lebih berbahaya daripada yang kita yakini sebelumnya.

Fakta: Setelah meninjau pada bukti ilmiah tahun 1972, Komisi Nasional Penyalahgunaan Ganja dan Narkoba (National Commission on Marihuana and Drug Abuse) menyimpulkan bahwa selama ini bahaya ganja terlalu dibesar-besarkan.

Sejak saat itu ribuan penelitian dilakukan terhadap manusia, hewan, dan sel-sel budaya. Dari penelitian tersebut tidak ada satupun temuan yang berbeda dari apa yang telah dijelaskan oleh Komisi Nasional tahun 1972. Berdasarkan pada tiga puluh tahun penelitian ilmiah dari jurnal kedokteran Inggris ìLancet” pada tahun 1995, dapat disimpulkan bahwa: “merokok ganja, walaupun dalam jangka panjang, tidak berbahaya bagi kesehatan.”→ Referensi


Ganja penyebab sindrom amotivational?

Mitos: Ganja adalah penyebab Sindrom Amotivational.

Ganja membuat pengguna menjadi pasif, apatis, dan tidak tertarik pada masa depan. Siswa yang menggunakan ganja berprestasi rendah, dan pekerja yang menggunakan ganja menjadi tidak produktif.

Fakta: Selama dua puluh lima tahun, para peneliti telah gagal menemukan bukti bahwa ganja menyebabkan sindrom amotivational.

Orang yang mabuk terus-menerus (tanpa menyangkut-pautkan dengan narkoba), tidak akan mungkin menjadi anggota masyarakat yang produktif. Tidak ada satupun efek dari ganja yang dapat mengakibatkan seseorang hilang kendali dan ambisi. Dalam studi laboratorium, subyek yang diberi ganja dalam dosis tinggi selama beberapa hari atau bahkan beberapa minggu tidak menunjukkan penurunan dalam motivasi kerja atau produktivitas. Di antara orang dewasa yang bekerja, pengguna ganja cenderung mendapatkan upah lebih tinggi daripada non-pengguna. Mahasiswa yang menggunakan ganja memiliki nilai sama dengan yang bukan pengguna. Di antara siswa SMA, penguna berat ganja terkait dengan kegagalan sekolah, tetapi kegagalan sekolah biasanya datang sebelum siswa tersebut menggunakan ganja. → Referensi


Kebijakan ganja di Belanda adalah kesalahan?

Mitos: Kebijakan mengenai ganja di Belanda adalah sebuah kesalahan.

Hukum di Belanda yang memungkinkan orang membeli, menjual, dan menggunakan ganja secara terbuka, telah menyebabkan peningkatan penggunaan ganja, khususnya di kalangan remaja.

Fakta: Kebijakan hukum narkoba di Belanda adalah yang paling terbuka di Eropa.

Selama lebih dari dua puluh tahun, warga negara Belanda di atas usia 18 tahun telah diizinkan membeli dan menggunakan ganja dan hasish di kedai kopi yang diatur pemerintah. Kebijakan ini tidak berdampak pada peningkatan pengguna ganja. Untuk kelompok usia tertentu, tingkat penggunaan ganja di Belanda adalah sama dengan di Amerika Serikat. Namun, untuk remaja muda, tingkat penggunaan ganja lebih rendah di Belanda daripada di Amerika Serikat. Masyarakat Belanda sangat setuju dengan kebijakan ganja saat ini yang bertujuan untuk menormalkan dramatisasi atas penggunaan ganja. Pemerintah Belanda kadang-kadang merevisi kebijakan yang ada, tapi tetap berkomitmen untuk dekriminalisasi. → Referensi


Ganja membunuh sel otak?

Mitos: Ganja dapat membunuh sel otak.

Apabila digunakan secara terus menerus, ganja dapat mengubah struktur dan fungsi otak secara permanen, menyebabkan kehilangan memori, gangguan kognitif, kerusakan kepribadian, dan menyebabkan berkurangnya produktivitas.

Fakta: Tidak pernah ada medical test yang digunakan untuk mendeteksi kerusakan otak pada manusia akibat mengkonsumsi ganja, bahkan dari penggunaan jangka panjang dengan dosis tinggi sekalipun.

Sebuah studi awal melaporkan adanya kerusakan pada otak kera setelah enam bulan di cekoki asap ganja berkonsentrasi tinggi. Baru-baru ini, dengan didasari penelitian yang lebih hati-hati, para ilmuan tidak menemukan bukti adanya kelainan otak pada monyet yang dipaksa untuk menghirup asap ganja setara 4-5 batang rokok ganja setiap hari selama setahun. Klaim bahwa ganja membunuh sel-sel otak adalah berdasarkan laporan spekulatif sejak seperempat abad yang lalu dan belum pernah didukung oleh studi ilmiah. → Referensi


Ganja mengganggu memori dan kognisi?

Mitos: Ganja mengganggu Memori dan Kognisi.

Di bawah pengaruh ganja, orang tidak mampu berpikir rasional dan cerdas. Pengguna ganja kronis akan mengalami penurunan mental secara permanen.

Fakta: Ganja mengakibatkan perubahan sementara dalam berfikir, persepsi dan pengolahan informasi.

Proses kognitif yang paling jelas dipengaruhi oleh ganja adalah memori jangka pendek. Dalam studi laboratorium, subyek di bawah pengaruh ganja tidak mengalami kesulitan dalam mengingat hal-hal yang pernah mereka pelajari sebelumnya. Namun mereka menampilkan berkurangnya kapasitas untuk belajar dan mengingat informasi baru. Pengaruh berkurangnya daya ingat ini hanya berlangsung sementara saja. Tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa penggunaan ganja untuk jangka panjang bisa mengganggu memori atau fungsi kognitif lainnya secara permanen. → Referensi


Ganja penyebab kriminalitas?

Mitos: Ganja penyebab kriminalitas.

Pengguna ganja cenderung melakukan kekerasan lebih dari non pengguna. Di bawah pengaruh ganja, orang menjadi tidak rasional, agresif, dan kasar.

Fakta: Ganja tidak menyebabkan tindak kejahatan.

Kalangan ilmuwan dan komisi pemerintah memeriksa hubungan antara penggunaan ganja dan kejahatan dan mereka telah mencapai kesimpulan yang sama bahwa: Ganja tidak menyebabkan kejahatan. Sebagian besar pengguna ganja tidak melakukan kejahatan lain selain kejahatan karena memiliki ganja. Pengguna ganja yang melakukan kejahatan bukan disebabkan oleh pengaruh ganja, melainkan karena faktor lain di luar ganja. Studi pada manusia dan hewan menunjukkan bahwa ganja dapat merngurangi peningkatan agresi pada manusia. → Referensi


Ganja mengganggu hormon seks pria dan wanita?

Mitos: Ganja mengganggu hormon seks pria dan wanita.

Ganja dapat menyebabkan kemandulan pada pria dan wanita. Ganja memperlambat perkembangan seksual pada remaja. Ganja menghasilkan karakteristik feminin pada pria dan karakteristik maskulin pada perempuan.

Fakta: Tidak ada bukti bahwa ganja menyebabkan kemandulan pada pria atau wanita.

Dalam sebuah penelitian yang menggunakan hewan percaobaan, dosis tinggi THC mengurangi produksi beberapa hormon seks dan dapat mengganggu reproduksi. Namun, lebih banyak studi tentang manusia yang membuktikan bahwa ganja tidak memiliki pengaruh hormon seks. Studi tersebut menunjukkan dampak yang sederhana, sementara, dan tidak ada konsekuensi yang jelas terhadap proses reproduksi. Tidak pernah ada bukti ilmiah yang mengatakan bahwa ganja dapat memperlambat perkembangan seksual remaja dan mengakibatkan efek feminisasi pada laki-laki, atau efek maskulinisasi pada perempuan. → Referensi

Mengkonsumsi ganja dapat merusak janin?

Mitos: Mengkonsumsi ganja pada saat hamil dapat merusak Janin.

Kerusakan janin yang terjadi bisa mengakibatkan cacat pada bayi saat lahir. Di saat masa pertumbuhan, anak tersebut akan mengalami masalah. Sang anak juga akan terancam masalah kesehatan.

Fakta: Studi pada bayi yang baru lahir dan anak-anak tidak menunjukkan adanya kekurangan fisik yang konsisten, perkembangan, atau defisit kognitif yang terkait dengan penggunaan ganja pada waktu kehamilan. Penggunaan ganja di saat kehamilan tidak berdampak pada ukuran berat bayi saat di lahirkan, usia kehamilan, perkembangan saraf, atau terjadinya kelainan fisik. Salinan test pada ratusan anak yang lebih tua hanya mengungkapkan perbedaan kecil antara keturunan pengguna ganja dan non pengguna. Dua studi lain yang belum terkonfirmasi adalah identifikasi pemakaian ganja selama masa kehamilan terkait dengan penyakit kangker pada anak. Mengingat tidak adanya bukti-bukti lain yang mndukung, sangat tidak mungkin bahwa ganja bisa menyebabkan kanker pada anak-anak. → Referensi


Ganja merusak sistem kekebalan tubuh?

Mitos: Ganja dapat merusak sistem kekebalan tubuh.

Mengkonsumsi ganja dapat meningkatkan risiko infeksi, termasuk HIV. Pasien AIDS sangat rentan terhadap efek immunopathic ganja karena sistem kekebalan tubuh mereka sudah hilang.

Fakta: Tidak ada bukti bahwa pengguna ganja lebih rentan terhadap infeksi di banding non pengguna.

Juga tidak ada bukti bahwa ganja dapat menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit seksual yang menular. Studi awal yang menunjukkan adanya penurunan fungsi kekebalan tubuh dalam sel yang diambil dari pengguna ganja telah disangkal. Hewan yang terkena virus diberi THC dalam dosis yang besar memiliki resiko infeksi yang lebih tinggi. Studi semacam itu memiliki relevansi sedikit pada manusia. Bahkan orang dengan gangguan kekebalan tubuh seperti AIDS relative aman menggunakan ganja. Namun, penelitian baru-baru ini menemukan hubungan antara merokok tembakau dan infeksi paru-paru pada pasien AIDS jauh lebih memungkinan bahaya merokok ganja bagi orang yang mengalami masalah kekebalan tubuh. → Referensi


Ganja menyebabkan kecelakaan lalu-lintas?

Mitos: Ganja penyebab utama kecelakaan lalu-lintas.

Seperti alkohol, ganja merusak fungsi psikomotor dan menurunkan kemampuan mengemudi. Apabila penggunaan ganja meningkat, peningkatan kecelakaan fatal lalu lintas tak terelakkan.

Fakta: Tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa marijuana menyumbang banyak pada kecelakaan lalu lintas dan kematian.

Pada dosis tertentu ganja mempengaruhi persepsi dan kinerja psikomotor, yaitu perubahan yang dapat mengganggu kemampuan mengemudi. Akan tetapi pada studi mengenai kemampuan mengemudi, ganja hanya sedikit mempengaruhi kempuan seseorang dalam mengemudikan kendaraan. Pada pengguna ganja tidak ada penurunan konsistensi saat menyetir mobil seperti pengguna alcohol yang cenderung beresiko kecelakaan. Ganja cenderung membuat si pengemudi lebih berhati-hati. Survei menunjukkan bahwa ketika THC terdeteksi dalam darah, alkohol hampir selalu terdeteksi juga. Untuk beberapa individu, ganja mungkin memainkan peran dalam kualitas mengemudi, namun secara keseluruhan tingkat kecelakaan jalan raya tampaknya tidak akan terpengaruh oleh penggunaan ganja secara luas di masyarakat. → Referensi


Ganja terkait peningkatan pasien gawat darurat?

Mitos: Ganja terkait pada peningkatan pasien darurat rumah sakit.

Ini adalah bukti bahwa ganja jauh lebih berbahaya dari apa yang di percaya orang selama ini.

Fakta: Marijuana tidak menyebabkan kematian overdosis.

Jumlah orang di ruang gawat darurat rumah sakit yang mengatakan diri mereka telah menggunakan ganja meningkat. Atas dasar inilah catatan kunjungan di rumah sakit digunakan sebagai bukti bahwa ganja ada kaitannya walaupun tidak ada hubungannya dengan kondisi medis sebelum datang ke rumah sakit. Lebih banyak remaja yang menggunakan ganja daripada obat-obatan seperti heroin dan kokain. Akibatnya, ketika remaja mengunjungi kamar rumah sakit darurat, mereka melaporkan penggunaan ganja jauh lebih sering daripada mereka melaporkan heroin dan kokain. Pada sebagian besar kasus-kasus ketika ganja disebutkan, obat lain juga disebutkan. → Referensi


Dapatkah penggunaan ganja bawah umur dicegah?

Mitos: Penggunaan ganja oleh bawah umur dapat dicegah.

Pendidikan tentang bahaya narkoba dapat mengurangi penggunaan ganja pada tahun 1980. Tetapi setelah pendidikan tentang bahaya narkoba tersebut dikurangi, jumlah pengguna ganja jadi meningkat. Dengan memperluas dan mengintensifkan pesan anti-ganja, kita bisa menghentikan remaja yang ingin mencoba.

Fakta: Tidak ada bukti bahwa pesan anti narkoba dapat mengurangi minat orang muda untuk mencoba narkoba.

Kampanye anti-narkoba di sekolah-sekolah dan media massa justru malah membuat narkoba jadi lebih menarik. Pengguna ganja di antara remaja menurun sepanjang tahun 1980, dan mulai meningkat lagi pada tahun 1990-an. Peningkatan ini terjadi di saat pemerintah gencar melakukan kampanye anti narkoba/ganja, inilah kampanye anti-ganja terbesar dalam sejarah Amerika. Di sejumlah negara lain, program pendidikan anti narkoba didasarkan pada ìharm reductionî, yang bertujuan untuk mengurangi akibat buruk narkoba di kalangan remaja yang mulai mencoba-coba narkoba. → Referensi

(cpt)

Ganja terkait peningkatan pasien gawat darurat?
Previous
19 of 19
Show all

Index Referensi

#1 – Ganja dapat mengakibatkan kecanduan?
United States. Dept. of Health and Human Services. DASIS Report Series, Differences in Marijuana Admissions Based on Source of Referral. 2002. June 24 2005.
Johnson, L.D., et al. ìNational Survey Results on Drug Use from the Monitoring the Future Study, 1975-1994, Volume II: College Students and Young Adults.î Rockville, MD: U.S. Department of Health and Human Services, 1996.
Kandel, D.B., et al. ìPrevalence and demographic correlates of symptoms of dependence on cigarettes, alcohol, marijuana and cocaine in the U.S. population.î Drug and Alcohol Dependence 44 (1997):11-29.
Stephens, R.S., et al. ìAdult marijuana users seeking treatment.î Journal of Consulting and Clinical Psychology 61 (1993): 1100-1104.

kembali ke atas ↑

#2 – Ganja sekarang berpotensi lebih berbahaya?
King LA, Carpentier C, Griffiths P. ìCannabis potency in Europe.î Addiction. 2005 Jul; 100(7):884-6
Henneberger, Melinda. “Pot Surges Back, But Itís, Like, a Whole New World.” New York Times 6 February 1994: E18.
Brown, Lee. ìInterview with Lee Brown,î Dallas Morning News 21 May 1995.
Drug Enforcement Administration. U.S. Drug Threat Assessment, 1993. Washington, DC: U.S. Department of Justice, 1993.
Kleiman, Mark A.R. Marijuana: Costs of Abuse, Costs of Control. Westport: Greenwood Press, 1989. 29.
Bennett, William. Director of National Drug Control Policy, remarks at Conference of Mayors. 23 April 1990.

kembali ke atas ↑

#3 – Pelanggaran ganja dikenakan sangsi hukum yang ringan?
United States. Federal Bureau of Investigation. Uniform Crime Reports for the United States. 1996. Washington: U. S. Dept. of Justice, 1997.
Gettman, Jon B. National Organization for the Reform of Marijuana Laws. Crimes of Indescretion: Marijuana arrests in the United States. Washington: NORML, 2005.
Marijuana Policy Project. Smoke a Joint, Lose Your License. July 1995 Status Report. Washington: MPP, 1995.
Treaster, J. ìMiami Beachís New Drug Weapon Will Fire Off Letters to the Employerî New York Times 23 February 1991: A9.
Reed, T.G. ìAmerican Forfeiture Law: Property Owners Meet the Prosecutor.î Policy Analysis 179 (1992): 1-32.

kembali ke atas ↑

#4 – Ganja merusak paru-paru dibanding tembakau?
Center on Addiction and Substance Abuse. ìLegalization: Panacea or Pandoraís Box.î New York. (1995): 36.
Turner, Carlton E. The Marijuana Controversy. Rockville: American Council for Drug Education, 1981.
Nahas, Gabriel G. and Nicholas A. Pace. Letter. ìMarijuana as Chemotherapy Aid Poses Hazards.î New York Times 4 December 1993: A20.
Inaba, Darryl S. and William E. Cohen. Uppers, Downers, All-Arounders: Physical and Mental Effects of Psychoactive Drugs. 2nd ed. Ashland: CNS Productions, 1995. 174.

kembali ke atas ↑

#5 – Ganja menyebabkan kerusakan mental?
Iverson, Leslie. ìLong-term effects of exposure to cannabis.î Current Opinion in Pharmacology 5(2005): 69-72.
Weiser and Noy. ìInterpreting the association between cannabis use and increased risk of schizophrenia.î Dialogues in Clincal Neuroscience 1(2005): 81-85.
“Cannabis use will impair but not damage mental health.” London Telegraph. 23 January 2006.
Andreasson, S. et al. ìCannabis and Schizophrenia: A Longitudinal study of Swedish Conscripts,î The Lancet 2 (1987): 1483-86.
Degenhardt, Louisa, Wayne Hall and Michael Lynskey. ìTesting hypotheses about the relationship between cannabis use and psychosis,î Drug and Alcohol Dependence 71 (2003): 42-4.
Weil, A. ìAdverse Reactions to Marijuana: Classification and Suggested Treatment.î New England Journal of Medicine 282 (1970): 997-1000.

kembali ke atas ↑

#6 – Ganja tidak dapat digunakan sebagai obat?
Vinciguerra, Vincent; Moore, Terry and Eileen Brennan. ìInhalation marijuana as an antiemetic for cancer chemotherapy.î New York State Journal of Medicine 85 (1988): 525-27.
McCabe M, Smith FP, Macdonald JS. ìEfficacy of tetrahydrocannabinol in patients refractory to standard antiemetic therapy.î Investigational New Drugs 6.3 (1988): 243-46.
Gorter, R., et al. ìDronabionol effects on weight in patients with HIV infection.î 1992. AIDS 6 (1992):127-38.
Foltin, R.W., et al. ìBehavioral analysis of marijuana effects on food intake in humans.î Pharmacology Biochemistry and Behavior 25 (1986): 577-82.
Crawford, W.J. and Merritt, J.C. ìEffect of tetrahydrocannabinol on Arterial and Intraocular Hypertension.î International Journal of Clinical of Pharmacology and Biopharmaceuticals 17 (1979):191-96.
Merritt, J.C., et al. ìEffects of marijuana on intraocular and blood pressure on glaucoma.î Ophthamology 87 (1980):222-28.
Baker, D., Gareth Pryce and J. Ludovic Croxford. ìCannabinoids control spasticity and tremor in a multiple sclerosis model.î Nature 404.6773 (2000): 84-7.
Hanigan, W.C., et al. ìThe Effect of Delta-9-THC on Human Spasticity.î Clinical Pharmacology and Therapeutics 39 (1986):198.

kembali ke atas ↑

#7 – Ganja adalah jalan menuju narkoba?
Morral, Andrew R.; McCaffrey, Daniel F. and Susan M. Paddock. ìReassessing the marijuana gateway effect.î Addiction 97.12 (2002): 1493-504.
United States. National Household Survey on Drug Abuse: Population Estimates 1994. Rockville, MD: U.S. Department of Health and Human Services, 1995.
—. National Household Survey on Drug Abuse: Main Findings 1994. Rockville, MD: U.S. Department of Health and Human Services, 1996.
D.B. Kandel and M. Davies, ìProgression to Regular Marijuana Involvement: Phenomenology and Risk Factors for Near-Daily Use,î Vulnerability to Drug Abuse, Eds. M. Glantz and R. Pickens. Washington, D.C.: American Psychological Association, 1992: 211-253.

kembali ke atas ↑

#8 – Bahaya ganja telah terbukti secara ilmiah?
United States. National Commission on Marihuana and Drug Abuse. Marihuana: A signal of misunderstanding. Shafer Commission Report. Washington, D.C.: U.S. Government Printing Office, 1972.
ìDeglamorising Cannabis.î Editorial. The Lancet 356:11(1995): 1241.

kembali ke atas ↑

#9 – Ganja penyebab sindrom amotivational?
Himmelstein, J.L. The Strange Career of Marihuana: Politics and Ideology of Drug Control in America. Westport, CT: Greenwood Press, 1983.
Mellinger, G.D. et al. ìDrug Use, Academic Performance, and Career Indecision: Longitudinal Data in Search of a Model.î Longitudinal Research on Drug Use: Empirical Findings and Methodological Issues. Ed. D.B. Kandel. Washington, DC: American Psychological Association, 1978. 157-177.
Pope, H.G. et al., ìDrug Use and Life Style Among College Undergraduates in 1989: A Comparison With 1969 and 1978,î American Journal of Psychiatry 147 (1990): 998-1001.

kembali ke atas ↑

#10 – Kebijakan ganja di Belanda adalah kesalahan?
Fromberg, E. ìThe Case of the Netherlands: Contradictions and Values in Questioning Prohibition.î 1994 International Report on Drugs, Brussels: International Antiprohibitionist League, 1994. 113-124.
Sandwijk, J.P., et al. Licit and Illicit Drug Use in Amsterdam II. Amsterdam: University of Amsterdam, 1995.
Gunning, K.F. Crime Rate and Drug Use in Holland. Rotterdam: Dutch National Committee on Drug Prevention. 1993.

kembali ke atas ↑

#11 – Ganja membunuh sel otak?
Heath, R.G., et al. ìCannabis Sativa: Effects on Brain Function and Ultrastructure in Rhesus Monkeys.î Biological Psychiatry 15 (1980): 657-690.
Ali, S.F., et al. ìChronic Marijuana Smoke Exposure in the Rhesus Monkey IV: Neurochemical Effects and Comparison to Acute and Chronic Exposure to Delta-9-Tetrahydrocannabinol (THC) in Rats.î Pharmacology Biochemistry and Behavior 40 (1991): 677-82.

kembali ke atas ↑

#12 – Ganja mengganggu memori dan kognisi?
Wetzel, C.D. et al., ìRemote Memory During Marijuana Intoxication,î Psychopharmacology 76 (1982): 278-81.
Deadwyler, S.A. et al., ìThe Effects of Delta-9-THC on Mechanisms of Learning and Memory.î Neurobiology of Drug Abuse: Learning and Memory. Ed. L. Erinoff. Rockville, MD: National Institute on Drug Abuse 1990. 79-83.
Block, R.I. et al., ìAcute Effects of Marijuana on Cognition: Relationships to Chronic Effects and Smoking Techniques.î Pharmacology Biochemistry and Behavior 43 (1992): 907-917.

kembali ke atas ↑

#13 – Ganja penyebab kriminalitas?
Fagan, J., et al. ìDelinquency and Substance Use Among Inner-City Students.î Journal of Drug Issues 20 (1990): 351-402.
Johnson, L.D., et al. ìDrugs and Delinquency: A Search for Causal Connections.î Ed. D.B. Kandel. Longitudinal Research on Drug Use: Empirical Findings and Methodological Issues. New York: John Wiley & Sons, 1978. 137-156.
Goode, E. ìMarijuana and Crime.î Marihuana: A Signal of Misunderstanding, Appendix I. National Commission on Marihuana and Drug Abuse Washington, DC: U.S. Government Printing Office, 1972. 447-453.
Abram, K.M. and L.A. Teplin. ìDrug Disorder, Mental Illness, and Violence.î Drugs and Violence: Causes, Correlates, and Consequences. Rockville: National Institute on Drug Abuse, 1990. 222-238.
Cherek, D.R., et al. ìAcute Effects of Marijuana Smoking on Aggressive, Escape and Point-Maintained Responding of Male Drug Users.î Psychopharmacology 111 (1993): 163-168.
Tinklenberg, J.R., et al. ìDrugs and criminal assaults by adolescents: A Replication Study.î Journal of Psychoactive Drugs 13 (1981): 277-287.

kembali ke atas ↑

#14 – Ganja mengganggu hormon seks pria dan wanita?
Parents Resource Institute for Drug Education. Marijuana and Cocaine. Atlanta, GA: PRIDE, 1990.
Center for Substance Abuse Prevention. Female Adolescents and Marijuana Use; Fact Sheet for Adults. Rockville: U.S. Department of Health and Human Services, 1995.
Center for Substance Abuse Prevention. Marijuana: Tips for Teens. Rockville: U.S. Department of Health and Human Services, 1995.
Swan, Neil. ìA Look at Marijuanaís Harmful Effects.î NIDA Notes. 9:2 (1994): 16.
Clinton, President Bill. Speech at Framingham High School. Framingham, Massachusetts. 20 Oct. 1994.

kembali ke atas ↑

#15 – Mengkonsumsi ganja dapat merusak janin?
Mann, Peggy. The Sad Story of Mary Wanna. NY: Woodmere Press, 1988. 30.
Fried, Peter. Quoted in ìMarijuana: Its Use and Effects.î Prevention Pipeline. 8:5 (1995): 4.
American Council for Drug Education. Drugs and Pregnancy. Rockville: Phoenix House, 1994.
Swan, Neil. ìA Look at Marijuanaís Harmful Effects.î NIDA Notes. 9. 2 (1994): 16.
Parents Resource Institute for Drug Education. Marijuana ñ Effects on the Female. Atlanta, GA: PRIDE, 1996.

kembali ke atas ↑

#16 – Ganja merusak sistem kekebalan tubuh?
Parents Resource Institute for Drug Education. Marijuana and Cocaine. Atlanta: PRIDE, 1990.
Preate, Ernest D. Blowing Away the Marijuana Smokescreen. Scranton: Pennsylvania Office of Attorney General, [no date]: 2.
Spence, W.R. Marijuana: Its Effects and Hazards. Waco: Health Edco, [no date].
Voth, Eric A. The International Drug Strategy Institute Position Paper on the Medical Applications of Marijuana. Omaha: Drug Watch International, [no date].
Drug Watch International. By Any Modern Medical Standard, Marijuana is No Medicine. Omaha: Drug Watch International, [no date].

kembali ke atas ↑

#17 – Ganja menyebabkan kecelakaan lalu-lintas?
Center on Addiction and Substance Abuse. ìLegalization: Panacea or Pandoraís Boxî. New York. (1995):36.
Swan, Neil. ìA Look at Marijuanaís Harmful Effects.î NIDA Notes. 9.2 (1994): 14.
Moskowitz, Herbert and Robert Petersen. Marijuana and Driving: A Review. Rockville: American Council for Drug Education, 1982. 7.
Mann, Peggy. Marijuana Alert. New York: McGraw-Hill, 1985. 265.

kembali ke atas ↑

#18 – Ganja terkait peningkatan pasien gawat darurat?
Brown, Lee. Quoted in U.S. Department of Health and Human Services Press Release, National Drug Survey Results Released with New Youth Public Education Materials. Rockville: 12 September 1995.
Shalala, Donna. “Say ëNoí to Legalization of Marijuana.” Wall Street Journal 18 August 1995: A10.
Shuster, Charles. Quoted in Drug Enforcement Administration. Drug Legalization: Myths and Misconceptions. Washington, DC: U.S. Department of Justice, 1994. 5.

kembali ke atas ↑

#19 – Dapatkah penggunaan ganja bawah umur dicegah?
Center on Addiction and Substance Abuse. “National Survey of American Attitudes on Substance Abuse.” New York (1995):28.
Brown, Lee. Director of National Drug Control Policy, remarks at National Conference on Marijuana Use: Prevention, Treatment, and Research. Sponsored by the National Institute on Drug Abuse, Arlington, VA (July 1995).
Califano, Joseph A. “Donít Stop This War.” Washington Post 26 May 1996: C7.
Shalala, Donna. “Marijuana: A Recurring Problem.” Prevention Pipeline 8.5 (1995): 2.
Burke, James. [Partnership for a Drug-Free America]. Interview. MS-NBC with Tom Brokaw. MS-NBC, 3 September 1996.
Falco, Mathea. The Making of a Drug-Free America: Programs That Work. New York: Times Books, 1992. 202.

Minggu, 13 November 2011

You Tube Videos

Minggu, 06 November 2011

Tulisan Cita-Cita

menulis di atas putihnya sang kaca
menggoreskan tinta ciptakan keindahan
garis lurus membentang dai sisi ke sisi
menyempurnakan kata,hingga membentuk sekumpulan nada

bernyanyi
mengalunkan kata dalam fakta yang tertunda
memainkan rasa hadirkan sejuta pesona
dan menikmati setiap langkah untuk mencapai cita-cita

melangkah
hanya itu yang dapat di lakukan,sekarang,esok ,dan nanti
tetap berjuang,hingga dapat mencapai tulisan tentang cita-cita
yang telah tersusun rapi di dalam sebuah catatan perjalanan

Uk-Kes 07.sep.2011

20 Gaya Posting Blog

20 Gaya Posting Blog

Kebetulan hari ahad kemarin (7 Maret 2010) diminta mas Vavai, atas nama teman-teman komunitas blogger bekasi untuk ngisi acara Amprokan Blogger 2010. Yang pasti Amprokan Blogger 2010 ini acara seru sekali. Saya salut dengan kegigihan panitia yang berhasil meng-arrange acara, yang mensinergikan acara komunitas dengan kegiatan pemerintah pusat dan daerah. Mudah-mudahan bisa terus berlanjut ke tahun-tahun berikutnya … Amiiiin :) Saya satu sesi bareng mas Budi Putra dan mas Mabrur, meskipun akhirnya berbeda topik hihihi. Baru konfirmasi harus ngisi tentang apa dengan mas Vavai sekitar pukul 11 malam sebelumnya. Sebenarnya tema besarnya tentang Green Cyber City, hanya jujur, lagi nggak pengen ngomongin yang sulit-sulit :D Akhirnya saya bawakan tema diskusi masalah virus “ogah posting” yang melanda para blogger akhir-akhir ini. Virus yang menggerogoti produktifitas para blogger ini di satu sisi memang buruk, tapi di sisi lain sebenarnya ada hikmahnya, karena blogger ingin menjaga kualitas tulisannya. Tapi tentu antibiotiknya harus segera kita siapkan, khususnya bagi blogger yang sudah masuk ke fase kritis dan berslogan ”mending ga usah nulis, daripada nulis ga berkualitas” :(
Ada banyak gaya nulis posting blog yang bisa kita kombinasikan di posting blog kita, tanpa mengorbankan karakter dan brand blog kita. Sekali lagi harap dipahami, yang saya bahas adalah gaya postingan blog, dan bukan jenis, genre atau topik artikel blog. Gaya postingan tidak akan mengubah karakter dan topik bahasan blog kita, hanya membuat variasi untuk mempertahankan “kekuatan” nulis kita :) Tulisan saya olah dan adaptasi dari presentasi menarik Rohit Bhargava berjudul 25 Basic Styles of Blogging yang dibuat di sekitar tahun 2007.
Saya rangkumkan bahwa ada sekitar 20 gaya posting blog yang bisa kita gunakan pada blog kita. Supaya tidak bingung memahami tips yang ada pada tiap gaya, penjelasannya adalah seperti berikut:

1.
Maksimal Posting Per Pekan: Jumlah maksimal posting artikel per pekan yang dianjurkan, supaya orang tidak menjadi bosan (1, 2, 3,4,5+)
2.
Popularitas: Tingkat popularitas dari gaya posting blog ini (1-5)
3.
Kesulitan: Tingkat kesulitan membuat artikel dengan gaya posting blog ini (mudah, sedang, sulit)

Okeh, kita mulai yuk :) Oh ya, apabila tertarik dengan presentasi (slide) yang saya bawakan pada acara Amprokan Blogger 2010, bisa didownload di akhir artikel ini. Posting ini adalah rangkuman dari apa yang saya tulis di slide, contoh-contoh nyata gaya posting blog beserta detail tipsnya dapat dipelajari melalui slide dalam format PDF.

1.
Insight Bloggingg: Membagi ide orisinil, pemikiran yang mendalam, trend dan komentar tentang suatu topik. Termasuk gaya ngeblog yang paling sulit dilakukan. Boleh memposting lebih dari lima kali sepekan dan tingkat popularitasnya juga tinggi (4). Meskipun harus dipahami bahwa tingkat kesulitannya adalah sangat tinggi (sulit).
2.
Ambition Blogging: Tujuan posting untuk mencapai suatu ambisi dan cita-cita yang diinginkan. Biasanya posting ditujukan untuk para pembuat keputusan. Karena tingkat kesulitan menulisnya relatif rendah dan demikian juga dengan popularitasnya, maka sebaiknya tidak memposting lebih dari satu artikel per pekan.
3.
PiggyBack Blogging: Posting tentang suatu topik yang sedang populer dan ramai ditampilkan di media massa. Bentuknya bisa opini, kajian analisa, dsb. Dengan tingkat kesulitan sedang dan popularitas yang lumayan (3), maka berburu posting seperti ini mungkin pilihan yang menarik bagi blogger yang tulisannya sedikit dikomentari orang :)
4.
Life Blogging: Disebut juga dengan reality blogging. Posting tentang cerita nyata yang terjadi pada kehidupan kita sehari-hari. Relatif mudah dilakukan, meskipun popularitasnya sedang (2). Jumlah postingan dengan gaya ini boleh lebih dari lima kali sepekan.
5.
Brand Blogging: Posting tentang atribut positif dari suatu brand, personal atau produk (inside look). Bisa juga berupa asosiasi individu dengan suatu brand baik sifatnya official atau unofficial. Harus hati-hati disikapi, meskipun tampak menggoda, dan boleh dilakukan lebih dari lima kali sepekan, tapi popularitasnya relatif rendah (2) :(
6.
Detractor Blogging: Posting tentang rasa tidak suka, komplen terhadap suatu layanan, produk atau brand. Biasanya karena blogger mendapatkan pengalaman buruk ketika menggunakan layanan, produk dan brand tersebut. Meskipun tingkat popularitas lumayan tinggi (3), tapi harap diingat untuk tidak melakukan posting dengan gaya ini sepekan lebih dari satu kali. Saya sendiri hanya pernah melakukan empat kali posting dalam kehidupan blogging saya. Terlalu vulgar melakukan detractor blogging akan membuat kita berhadapan dengan pasal 27 UU ITE :)
7.
Annoucement Blogging: Posting berupa suatu berita, pengumuman atau isu besar yang tidak diketahui umum sebelumnya. Efek maksimum akan diperoleh apabila kita menjadi penyebar berita yang pertama tentang isu tersebut. Meskipun termasuk posting yang sangat sulit khususnya mendapatkan timingnya, tapi termasuk yang kadang harus kita kejar karena tingkat popularitasnya yang aduhai banget (5) :)
8.
Link Blogging: Posting berupa koleksi link situs, blog atau konten lain yang dibutuhkan oleh pembaca. Apabila kita berhasil menyajikan link yang sangat dibutuhkan oleh pembaca kita, maka url posting kita ini akan dibookmark dan disimpan oleh pembaca kita. Kesulitannya lumayan, tapi popularitasnya relatif tinggi :)
9.
Video Blogging: Posting berupa video orisinil yang dibuat sendiri. Bisa juga dengan meletakkan video di YouTube, dibuatkan linknya di posting blog kita dan kita beri komentar dan analisa yang menarik. Popularitas tergantung dari kualitas video dan komentar yang kita sampaikan.
10.
Photo Blogging: Posting yang utamanya berisi hasil jepretan foto. Foto biasanya berbentuk seri yang kita ambil langsung dari kamera kita. Bisa diberi tambahan komentar di posting ataupun hanya foto saja. Tingkat kesulitan lebih rendah daripada Video Blogging, tapi popularitasnya relatif sama. Cocok untuk menambal kebosanan pembaca kita yang sudah terbiasa membaca artikel yang berbentuk text di blog kita.
11.
Review Blogging: Opini dan review yang jujur dari kita mengenai suatu produk atau layanan. Bisa karena adanya permintaan, bayaran, atau inisiatif kita pribadi. Posting yang relatif mudah dilakukan, tapi popularitasnya lumayan. Termasuk posting yang harus sering kita kejar :)
12.
Evangelist Blogging: Tujuan untuk menginspirasi orang lain supaya percaya terhadap sesuatu yang kita percayai. Sesuatu itu bisa berupa masalah sosial, organisasi, produk atau individu yang kita percayai. Akan lebih dahsyat lagi apabila inspirasi dan ajakan dilandasi kajian yang semi ilmiah :)
13.
List Blogging: Posting berupa rangking 10 besar (top ten) atau semacamnya tentang suatu hal. Posting biasanya akan di bookmark dan disebarluaskan oleh pembaca blog kita. Dengan kesulitan sedang dan maksimal posting boleh lebih dari lima kali per pekan, termasuk yang mungkin harus sering kita buat. Apalagi kalau melihat tingkat popularitasnya yang tinggi (5). Bisa dimulai dengan merangking sesuatu yang sederhana dan parameter penilaian yang mudah.
14.
Survey Blogging: Posting berupa survey yang kita harapkan dijawab oleh pembaca blog kita. Survey bisa menggunakan plugin polling atau kita minta pembaca langsung menjawab di kolom komentar blog kita. Popularitasnya tinggi (4) dan mungkin relatif mudah kita lakukan bila kita menggunakan plugin polling. Bisa dimulai dengan membuat survey sederhana tentang aktifitas kita, buku yang kita baca, rumah yang ideal atau sesuatu yang sedang trend di masyarakat.
15.
Repost Blogging: Mengambil tulisan atau posting dari blog atau situs lain dan memposting di blog kita. Biasanya dengan diberi komentar tambahan atau hanya copas habis-habisan. Termasuk yang selalu saya hindari dalam ngeblog dan memang sebaiknya tidak kita lakukan karena akan menurunkan brand blog kita.
16.
Guest Blogging: Menulis artikel yang dipublish pada blog atau situs lain yang bukan milik kita. Biasanya karena kita bergabung ke sebuah komunitas atau kita tidak punya sarana untuk ngeblog.
17.
Interview Blogging: Posting berupa hasil interview terhadap seseorang. Dipublish dalam bentuk text (transkrip), audio, atau video. Relatif sulit, tapi biasanya popularitasnya cukup tinggi. Boleh dilakukan lebih dari lima kali sepekan.
18.
Event Blogging: Posting berupa kesan, opini dan pemikiran tentang suatu event (seminar, conference, konser, etc) yang kita ikuti ataupun tidak. Popularitasnya tinggi bila banyak pembaca kita yang berhubungan dengan event yang kita postingkan
19.
Live Blogging: Posting apa yang saat ini sedang terjadi secara realtime. Biasanya blogger menggunakan peralatan mobile dan pembaca mengikuti melalui RSS (sindikasi). Beberapa blogger sekarang menggunakan facebook dan twitter untuk live blogging. Termasuk yang popularitasnya tinggi, tapi harus hati-hati dalam editing artikel karena tingkat kesalahan menulis pada live blogging cukup tinggi (terbatasnya waktu).
20.
Classified Blogging: Adanya kebutuhan terhadap suatu produk atau layanan. Posting berupa pembukaan lowongan atau pernyataan pencarian suatu produk atau layanan yang kita inginkan untuk dibeli atau dijual. Mudah sekali dilakukan dan sebaiknya tidak sering kita lakukan :)

Demikian 20 gaya posting blog yang kita bisa gunakan untuk memperkaya konten blog kita. Blogger juga manusia yang merasakan letih, penat dan bosan. Selalu berorientasi Insight Blogging adalah baik, tapi bukan berarti ketika kondisi kita sedang tidak ada ide, terus blogging jadi terhenti. Kombinasikan dengan Photo Blogging, List Blogging, Live Blogging, etc bila keadaan memungkinkan. Itu akan membuat blog kita tidak membosankan, dan yang pasti kita tetap tidak kehilangan karakter kita dalam ngeblog.

Rabu, 02 November 2011

13 KITAB SUCI PUNK ROCK

13 KITAB SUCI PUNK ROCK
Kontra Kemapanan Nan Tanpa Masa Depan


Berikut, in no particular order, adalah 13 album yang punya andil kolosal–at least for me, menyodorkan makna lebih fenomenal terhadap so-called Punk Rock. Memang, tak seluruhnya, utamanya dalam konteks musikal, bisa dikategorikan sebagai Punk Rock. Sebagian di antaranya malah melenceng jauh dari formula tradisional Lurus-3-Jurus-Monarki-Hanya-Kultus-Lubang-Anus-Margaret-Tatcher-Biar-Mampus. Namun energi yang termuntahkan full-frontal merefleksikan semangat Anti Establishment dan No Future. Pula saya tambahkan semacam guidance semisal busana yang sebaiknya anda pakai saat, katakanlah, nonton konser artis bersangkutan; ikhtisar ringkas-lugas tentang mereka, minuman yang klop untuk dikonsumsi ketika mendengarkannya, bahkan fenomena apakah dasar-kuping-Melayu-sukanya-yang-mendayu-dayu bisa menikmatinya… Tujuannya agar apresiasi yang dicapai lebih mengerucut menuju pemahaman holistik. Dipahami?


1. RAMONES
Ramones
Ramones
Terbit: 23 April 1976
Label: Sire Records
Asal: New York City, New York, AS
Produser: Craig Leon, Tommy Ramone
Sinopsis: The Blitzkrieg Beatles from Hell
Busana: Celana denim sempit, jaket kulit, sneakers All Stars, rambut poni
Minuman: Bir Bintang (while sniffin’ glue & doin’ Ephedrine made-in Pasuruan)
Kuping Melayu?: I Wanna Be Your Boyfriend bisa dipakai sebagai lagu perkenalan untuk merenggut simpati para cinta-melulu aficionados

2. THE CLASH
London Calling
London Calling
Terbit: 14 Desember 1979
Label: CBS
Asal: London, Inggris
Produser: Guy Stevens
Sinopsis: White Riot Combat Punk Rock Skandinista
Busana: Kemeja putih sedekah dari The Salvation Army, disablon Margaret Tatcher (di bagian mata di-pylox hitam), + boots T.U.K. di-airbrush motif Union Jack
Minuman: Mansion House
Kuping Melayu?: (saat diperdengarkan The Guns of Brixton) “…ih, kayak Steven & The Coconuttreez…”

3. BUZZCOCKS
Singles Going Steady
Singles Going Steady
Terbit: September 1979
Label: EMI
Asal: Manchester, Inggris
Produser: Martin Rushent
Sinopsis: The Orgasm Addict Madchesterian
Busana: Kaos polo Fred Perry, jaket airforce, arloji Ben Sherman, skuter multi spion
Minuman: Champagne
Kuping Melayu?: Orgasm Addict sangat jitu dipakai mengiringi malam penobatan Poligami Awards 2008 di Padepokan A’a Gym–dan bukan tidak mungkin Abdullah Gymnastiar lalu terinspirasi menerbitkan buku berikutnya, Orgasme Qolbu

4. THE SEX PISTOLS
Never Mind The Bollocks, Here’s The Sex Pistols
nevermindthebollocks.jpg
Terbit: 28 Oktober 1977
Label: Virgin
Asal: London, Inggris
Produser: Chris Thomas, Bill Price
Sinopsis: Rotten, vicious, hooligan, anti hippies, anarchy saves The Queen
Busana: Kaos buluk penuh coretan spidol “I Hate Pink Floyd”, kalung gembok, peniti, peniti, peniti
Minuman: Air aki
Kuping Melayu?: Hampir mustahil kuping Melayu bisa menyukai album ini. …um, hey, kenapa tidak memakai strategi “buy 1 get 1”? Misalnya setiap pembelian album original soundtrack karya adiluhung–pasca Badai Pasti Berlalu–kebanggaan putra bangsa era millenium, Ayat-ayat Selingkuh & Munajat Kuntilanak ~ Persembahan Anak Negeri Untuk Kemaslahatan Musik Indonesia Tercinta berhadiah cuma-cuma Never Mind The Bollocks?

5. JOY DIVISION
Unknown Pleasures
Unknown Pleasures
Terbit: 15 Juni 1979
Label: Factory
Asal: Manchester, Inggris
Produser: Martin Hannett, Joy Division
Sinopsis: The Epileptic Madchester Mope Rockers
Busana: Jubah dokter, pucat & tanpa senyum
Minuman: Herbal tea (setelah menenggak Xanax)
Kuping Melayu?: Susah. Lewat jalur lain saja. Ahli medis, misalnya. Sebab Unknown Pleasures bisa disodorkan sebagai terapi alternatif penyembuhan penyakit ayan

6. RICHARD HELL & THE VOIDOIDS
Blank Generation
Blank Generation
Terbit: 1977
Label: Sire
Asal: New York City, New York, AS
Produser: Richard Gottehrer, Richard Hell
Sinopsis: Blank Generation Rock All Stars
Busana: Kaos hitam legendaris CBGB dilapisi jas merah dari thrift store, rambut jabrik, postmen bag berisi buku kumpulan puisi Goenawan Mohammad
Minuman: Budweiser campur Prozac
Kuping Melayu?: Mumpung sesama aktivis “puisi mbeling”, bujuk rayu Oom Remy Sylado untuk memasukkan Love Comes in Spurts sebagai salah satu soundtrack sinetron yang dibintanginya

7. THE FALL
Hex Enduction Hour
Hex Enduction Hour
Terbit: 8 Maret 1982
Label: Kamera
Asal: Prestwich, Bury, Inggris
Produser: Richard Mazda
Sinopsis: “They are always different, they are always the same” ~ John Peel
Busana: 2nd hand Matsuda suit, fake Gucci pants, sepatu Patrick Cox
Minuman: Jose Cuervo (malam), Earl Grey (sore), Evian (pagi)
Kuping Melayu?: Oh. My. God. Mending langsung suruh seluruh agen toko kaset di jalur Pantura, khusus untuk Hex Enduction Hour segera dirabat tanpa ampun, say, diskon 50%. Atau beli 1 gratis 3
*hello, marketing wunderkinds & product-branding strategists, help, please?*

8. BAD BRAINS
Bad Brains
Bad Brains
Tahun Terbit: 1982
Label: ROIR
Asal: Washington, D.C., AS
Produser: (wallahuallam)
Sinopsis: Hardcore Punk meets Dub, black, banned in D.C., and angry
Busana: Kaos warna kuning dengan sablon “Destroy Babylon”, dreadlock, Doc Martens, + ngaku akrab dengan Ras Muhamad
Minuman: Alkohol 95% (hubungi apotek terdekat)
Kuping Melayu?: Percuma, biar saja para cinta-melulu aficionados fokus menikmati album-album rilisan Softex Heritage Music

9. MINOR THREAT
Complete Discography
Complete Discography
Terbit: 1989
Label: Dischord
Asal: Washington, D.C., AS
Produser: Minor Threat
Sinopsis: Straight Edge
Busana: Jaket hoodie abu-abu, sepatu basket putih Nike, rambut crew cut, + coretan “X” di kepalan tangan
Minuman: Air putih dan rupa-rupa minuman non-alkohol
Kuping Melayu?: Seharusnya mudah. Mulai saja dengan isu moral, haram-halal. Sebab Indonesia dari sononya ya memang penganut Straight Edge (Absolut Vodka = dosa, senggama sebelum menikah adalah zinah, memamerkan penis di muka umum itu tak sesuai dengan budaya Timur)

10. DEVO
Q: Are We Not Men? A: We Are Devo
Are We Not Men
Terbit: Juli 1978
Label: Warner Bros
Asal: Akron, Ohio, AS
Produser: Brian Eno
Sinopsis: Jocko Homongoloid Synth Punk
Busana: Seragam laboratorium + topi berbentuk pot bunga terbalik
Minuman: Sub Zero
Kuping Melayu?: Tawakal. Ikhlas. Orang sabar disayang Tuhan. Orang pintar minum Tolak Angin. Orang bijak taat bayar pajak. Tunggu sampai Goodnight Electric diterima khalayak banyak. Nantikan hingga The Upstairs sukses menembus penjualan 1 juta kopi. Jika Upstairs bisa, GE mampu, Devo pasti sanggup

11. THE JESUS AND MARY CHAIN
Psychocandy
Psychocandy
Terbit: November 1985
Label: Blanco y Negro
Asal: Glasgow, Skotlandia
Produser: The Jesus and Mary Chain
Sinopsis: Wall-of-Sound Feedback Rock
Busana: Gothic tanpa gelang paku, tanpa boots New Rock, tanpa emblem 666
Minuman: Scotch Whiskey campur LSD
Kuping Melayu?: Oh. My. Goddamned. God
*sales & marketing wunderkind, product-branding strategist, artist & repertoire prodigy, MarkPlus’ genius, ACNielsen’s hot shot, Ogilvy & Mather’s dream team, Ernst & Young’s whiz kid, y’all, U-N-I-T-E!*

12. DEAD KENNEDYS
Fresh Fruit For Rotting Vegetables
Fresh Fruit for Rotting Vegetables
Terbit: September 1980
Label: IRS
Asal: San Fransisco, California, AS
Produser: Norm, East Bay Ray
Sinopsis: Left Coast Propagandist Punk
Busana: Tanya Budiman Sudjatmiko apa masih nyimpen kaos & bendera PRD
Minuman: Tuak, Arak, Anggur, Lapen, Cap Tikus; any home industry, anti-capitalism friendly product
Kuping Melayu?: Tunggangi salah satu partai besar. Ikuti safari politik mereka ke daerah-daerah rawan pangan. Selain menjanjikan bonus duit Rp 15 ribu per kepala + nasi bungkus bagi yang ikut konvoi keliling kabupaten, selipkan juga album ini. Ungkit-ungkit sentimen yang berkaitan dengan “hanura” (hati nurani rakyat). Sampaikan ke kaum marjinal itu bahwa—selain konon masih saudara jauh Bung Karno dus fanatik Marhaenisme—Jello Biafra adalah suri tauladan pengentasan kemiskinan & kebodohan. Hidup Bang Biafra! Hidup Bung Karno! Hidup hanura! Hidup nasi bungkus!

13. PUBLIC ENEMY
It Takes a Nation of Millions to Hold Us Back
It Takes a Nation of Millions
Terbit: 28 Juni 1988
Label: Def Jam
Asal: Garden City, New York, AS
Produser: Hank Shocklee & Carl Ryder
Sinopsis: Too-Black-Too-Strong Rap Rebel Without a Pause
Busana: Baggy jeans, topi baseball, + jam dinding, lalu berseru, “Yo, Chuck, tell ‘em what time it is!”
Minuman: Pepsi Cola
Kuping Melayu?: Minta tolong yang sebesar-besarnya sembari sodorkan segepok dana sejuk-segar kepada Iwa K, siapa tahu dia tertarik merilis ulang/repackage album Kuingin Kembali dengan tembang gacoan mutakhir Selingkuh Tanpa Jeda yang notabene mencomot banyak bagian (sample-heavy) dari Rebel Without a Pause
  

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews